Article Detail

Memaknai Pekerjaan sebagai Panggilan Hidup

Memaknai Pekerjaan sebagai Panggilan Hidup
oleh: Agatha GK

Secara umum, dinamika manusia diawali pada pagi hari. Setiap pagi terlihat hiruk pikuk di mana-mana, baik di jalan, di pasar, di terminal, maupun di kantor-kantor bahkan di rumah. Manusia mengawali hari dengan bekerja, entah bekerja di rumah atau bekerja di tempat kerja lain (kantor, pasar, terminal, dan lain-lain). Semua orang berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhannya dengan bekerja. Dengan bekerja manusia bisa menghasilkan uang. Dengan uang, manusia dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Jika ditilik lebih lanjut, pengertian bekerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah melakukan suatu pekerjaan. Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Bekerja dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dapat menghasilkan sesuatu yang bisa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup manusia sebetulnya bukan hanya nafkah saja melainkan lebih kompleks. Kebutuhan hidup bisa dipisahkan menjadi kebutuhan hidup jasmani dan kebutuhan hidup rohani. Kedua kebutuhan ini sebenarnya merupakan dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan.

Lebih jauh dapat dikatakan bahwa pekerjaan sesungguhnya bukan hanya sekedar mencari nafkah. Kalau pekerjaan hanya dimaknai dangkal seperti itu, maka yang terjadi adalah akan dominan keinginan untuk mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya sampai kebutuhan hidup terpenuhi. Padahal keinginan manusia itu tidak ada batasnya dan kebutuhan manusia akan semakin meningkat seiring dengan pendapatan yang diterima. Gaji lebih banyak akan memunculkan keinganan untuk memenuhi kebutuhan hidup lebih banyak lagi. Ini fenomena yang terjadi dewasa ini. Kurangnya refleksi dalam memaknai pekerjaan secara lebih dalam lagi.

Pekerjaan sesungguhnya merupakan suatu panggilan hidup. Tuhan sendiri yang memanggil kita dalam pekerjaan yang sudah kita geluti selama ini. Maka secara ideal kita bisa menjalankan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Pekerjaan sebagai panggilan adalah pekerjaan yang bisa berguna bagi orang lain bukan merugikan orang lain. Dengan kata lain pekerjaan yang dimaknai sebagai panggilan adalah pekerjaan yang bisa memberikan kontribusi bagi keselamatan manusia dan membahagiakan manusia lain. Hasil pekerjaan kita bisa berimbas pada pemenuhan kebutuhan orang lain pula bukan hanya melulu untuk kepentingan diri sendiri.

Jika manusia bisa bekerja, menekuni pekerjaannya dengan suka cita, dengan penuh kesadaran bahwa sebetulnya Tuhan sendiri yang memanggil manusia dalam setiap pekerjaannya maka yang akan tercipta adalah kedamaian di tempaty kerja. Di tempat kerja tidak ada lagi rasa iri hati antara satu dengan yang lain. Di tempat kerja tidak terlihat lagi ambisi segelintir orang untuk menduduki jabatan tertentu yang lebih menguntungkan. Kadang secara tidak sadar, ambisi yang tidak beraturan di tempat kerja bisa membuat manusia lupa diri, selalu mencari popularitas dengan berbagai cara, bahkan tega menusuk pimpinan atau teman dari belakang agar yang terlihat baik pekerjaan diri sendiri saja.

Orang yang menghayati pekerjaannya sebagai panggilan hidup akan terus menekuni bidang pekerjaannnya sampai akhir hayatnya. Jadi bukan hanya sekedar karir semata. Pada dasarnya kebutuhan hidup yang bermakna adalah kebutuhan hidup spiritual yang menggairahkan kita dalam bekerja. Inilah yang menjadi semangat dalam menekuni pekerjaan. Menekuni pekerjaan dengan penuh semangat, menghayatinya sebagai suatu panggilan, maka kualitas hidup manusia pun lambat laun akan mengalami peningkatan. Jika itu bisa dijalankan dengan konsisten dan berkelanjutan bukan tidak mungkin setiap manusia bisa menjawab panggilan dalam pekerjaan dengan total sehingga pada akhirnya kebutuhan hidup jasmani dan rohani manusia bisa terpenuhi tanpa mengabaikan kebutuhan dan kepentingan sesama serta bisa membahagianan manusia lainnya.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment