Article Detail

Renungan ke-2 Yubileum "DUC IN ALTUM"

Reaktif dan Agresif
Oleh: Katarina Daryati

DUC IN ALTUM
Sebuah judul buku renungan yang sangat mendalam. Meskipun Pesta Yubille telah berlalu namun semangat untuk meneladan Bunda Elizabeth masih tetap dan harus selalu menyala di hati para pengikut-Nya. Dalam buku “Duc in Altum" ini kita diajak untuk berani keluar dari Zona aman yang memberikan kemapanan, kenyamanan, kepastian, menuju pada zona beresiko yang mengajak kita masuk dan mengalami ketidakpastian, ketidaktahuan, bahkan mungkin yang gelap sama sekali sehingga akhirnya kita hanya mengandalkan Tuhan satu-satunya tumpuan hidup dan harapan kita. Dengan merenungkan tema-tema yang ada dalam buku renungan ini akhirnya kita diajak untuk berani “Melihat, Tergerak, dan akhirnya Berbuat ....! Berbuat di sini tidak hanya melakukan aktivitas kita sehari-hari tetapi kita diajak untu berani melakukan tindakan kenabian. Kita tidak perlu takut untuk berbuat kebaikan. Bersama Bunda Elisabeth, kita ambil bagian dalam karya keselamatan Allah sehingga Allah semakin dimuliakan dan sesama dilayani.

Tema Pertama yang diangkat dalam pertemuan adalah “REAKTIF DAN AGRESIF”. Memalui bacan Kitab Suci yang diambil dari 1 Petrus 3: 8-9 dikatakan “ Hendaklah kamu seia sekata dan seperasaan. Hendaknya kamu mengasihi saudara-saudara dan bersikap lemah lembut dan rendah hati. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu telah dipanggil, supaya kamu sendiri juga memperoleh berkat.”  

Perikope ini memberikan inspirasi yang sangat bagus, di mana kita diajak untuk bersikap lemah lembut dan rendah hati seperti Bunda Maria yang selalu bersikap lemah lembut dan rendah hati. Semoga kita para pengikut Bunda Elisabeth juga memiliki sikap lemah lembut dan rendah hati dalam menjalankan tugas perutusan kita masing-masing.

AKSI
Sebagai bahan permenungan pribadi tentang tindakan kekerasan yang masih banyak terjadi di sekitar kita, maka kita bisa membuat refleksi pribadi dalam bentuk puisi atau narasi. Berikut salah satu contoh hasil refleksi yang berupa puisi yang ditulis oleh salah satu karyawan SMP Tarakanita Citra Raya.

Damai

Damai di zaman ini begitu sulit untuk didapatkan
Kekerasan terjadi di mana-mana
Kedamaian menjadi sesuatu yang mahal
Sulit untuk diraih dan diwujudkan
Namun begitu keras menggema disuarakan oleh setiap insan

Kedamaian lahir dan hadir dalam nuansa keheningan
Mencapai keheningan impian setiap insan
Kedamaian keindahan yang begitu berharga
Mampu menciptakan sukacita serta rasa gembira
Kedamaian impian setiap insan

Kedamaian begitu penting dalam hidup ini
Kedamaian lahir dari hati
Bersumber dari keluarga yang saling mengasihi satu sama lain
Damai itu indah ….
Damai itu kasih ….
By Anna Marpaung

Semoga spiritualitas Bunda Elisabeth dapat selalu memperkaya iman kita dan menjadi penggugah semangat kita untuk selalu hidup lebih baik dan lebih baik lagi.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment