Article Detail
Curhat dengan Konselor Sebaya
Di salah satu sudut ruang pameran pendidikan SMP Tarakanita Citra Raya dalam kegiatan Tarakanita Citra Raya Fair 2014 (17-18/10) ada bilik kecil. Bilik kecil ini diberi nama “Bimbingan Konseling”. Setelah dilihat lebih teliti lagi, ternyata yang ada di situ bukan guru BK melainkan peserta didik SMP dengan didampingi oleh salah satu mahasiswi Atmajaya yang kebetulan magang konseling di sekolah ini. Para peserta didik tersebut sebelumnya sudah dilatih oleh Guru BK (Suster Giovanni, CB dan Ibu Rita) untuk menjadi konselor sebaya. Pengunjung yang ingin konseling diminta memilih siapa konselornya. Setelah terjadi kesepakatan, maka konselor sebaya yang lain keluar dari bilik tersebut dan memberi kesempatan bagi konselor yang terpilih dan konseli untuk mengadakan dialog atau konseling secara interpersonal.
Konseling sebaya atau peer counseling ini dimaksudkan untuk membantu konselor utama. Para peserta didik yang mempunyai masalah akan lebih bebas mengutarakan masalahnya kepada teman sebaya.
Biasanya teman sebaya menjadi tempat curhat yang nyaman. Di sini fungsi konselor sebaya bukan sebagai tenaga profesional namun bisa sebagai perpanjangan tangan konselor profesional. Konselor sebaya adalah peserta didik yang memberikan bantuan kepada peserta didik lain di bawah bimbingan dan supervisi konselor ahli/profesional. Konselor sebaya memang sebelumnya sudah dilatih dan memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga kerahasiaan curhatan dari konseli.
Meskipun bilik Bimbingan Konseling ini tidak begitu ramai dikunjungi pengunjung, tenyata ada saja yang datang ingin curhat. Para pengunjung yang curhat (sebagian besar peserta didik SMP) , begitu keluar dari ruang Konseling, mereka menyunggingkan senyum penuh kelegaan. Paling tidak mereka bisa menyampaikan masalah kepada pendengar yang tepat. Hasil konseling sebaya yang hanya beberapa menit ini minimal bisa membuat perasaan konseli menjadi lega dan beban menjadi lebih ringan. (AGK)
Konseling sebaya atau peer counseling ini dimaksudkan untuk membantu konselor utama. Para peserta didik yang mempunyai masalah akan lebih bebas mengutarakan masalahnya kepada teman sebaya.
Biasanya teman sebaya menjadi tempat curhat yang nyaman. Di sini fungsi konselor sebaya bukan sebagai tenaga profesional namun bisa sebagai perpanjangan tangan konselor profesional. Konselor sebaya adalah peserta didik yang memberikan bantuan kepada peserta didik lain di bawah bimbingan dan supervisi konselor ahli/profesional. Konselor sebaya memang sebelumnya sudah dilatih dan memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga kerahasiaan curhatan dari konseli.
Meskipun bilik Bimbingan Konseling ini tidak begitu ramai dikunjungi pengunjung, tenyata ada saja yang datang ingin curhat. Para pengunjung yang curhat (sebagian besar peserta didik SMP) , begitu keluar dari ruang Konseling, mereka menyunggingkan senyum penuh kelegaan. Paling tidak mereka bisa menyampaikan masalah kepada pendengar yang tepat. Hasil konseling sebaya yang hanya beberapa menit ini minimal bisa membuat perasaan konseli menjadi lega dan beban menjadi lebih ringan. (AGK)
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment