Article Detail
Debuse, Kesenian Tradisional yang Eksotik dan Penuh Kejutan
Dalam upacara pembukaan kegiatan menanam mangrove di Pulau Cangkir, Kronjo yang diselenggarakan oleh Yayasan Tarakanita bekerja sama dengan pemuda penggiat lingkungan Selasa (23/10) ada penampilan debuse oleh kelompok debuse “Gajah Putihâ€. Penampilan debuse ini membuat tamu undangan dan penonton terkagum-kagum. Dengan diiringi dengan musik Betawi yang khas, beberapa personil debuse menampilkan aksi-aksi yang berbahaya.
Personil debuse yang pertama kali tampil adalah penampilan seperti pencak silat. Peragaan mengupas dan memecah kelapa dengan gigi/mulut membuat penonton ternganga. Apalagi pada akhir penampilan, dari dalam kelapa yang dikupas dan dibuka, muncul kain bertuliskan ucapan “selamat datangâ€. Tepuk tangan penonton semakin meriah. Selain itu, pemain ditusuk dengan palu gada. Anehnya, pemain tidak merasa kesakitan, justru tertawa-tawa senang.
Penampilan yang lebih mengerikan dilakukan oleh seorang Bapak yang sudah tua. Bapak ini memasukkan benda-benda tajam (seperti paku-paku besar) ke dalam hidungnya. Beberapa paku tertancap di sekitar hidung. Dia memamerkan aksinya sambil tertawa-tawa tanpa merasa sakit sedikit pun. Ada aksi yang lebih menyeramkan, yaitu aksi iris tangan dan potong lidah. Aksi ini benar-benar membuat penonton ngeri. Darah mengalir dari lidah dan tangan Bapak itu. Namun anehnya, hanya diguyur dengan air putih saja, luka-luka yang tadi mengeluarkan darah hilang sama sekali tanpa bekas.
Selama aksi-aksi debuse berlangsung, ada beberapa penonton yang maju memberi uang (lima puluhan dan ratusan ribu) di atas peci para pemain. Penampilan debuse yang disaksikan olek Bapak Menteri Lingkungan Hidup dan beberapa pejabat pemerintahan Propinsi Banten dan Kabupaten Tangerang ini menggambarkan betapa kayanya budaya Indonesia. Debuse merupakan salah satu jenis kesenian tradisional di Indonesia yang sampai sekarang masih dikembangkan dan dilestarikan. (AGK)
Personil debuse yang pertama kali tampil adalah penampilan seperti pencak silat. Peragaan mengupas dan memecah kelapa dengan gigi/mulut membuat penonton ternganga. Apalagi pada akhir penampilan, dari dalam kelapa yang dikupas dan dibuka, muncul kain bertuliskan ucapan “selamat datangâ€. Tepuk tangan penonton semakin meriah. Selain itu, pemain ditusuk dengan palu gada. Anehnya, pemain tidak merasa kesakitan, justru tertawa-tawa senang.
Penampilan yang lebih mengerikan dilakukan oleh seorang Bapak yang sudah tua. Bapak ini memasukkan benda-benda tajam (seperti paku-paku besar) ke dalam hidungnya. Beberapa paku tertancap di sekitar hidung. Dia memamerkan aksinya sambil tertawa-tawa tanpa merasa sakit sedikit pun. Ada aksi yang lebih menyeramkan, yaitu aksi iris tangan dan potong lidah. Aksi ini benar-benar membuat penonton ngeri. Darah mengalir dari lidah dan tangan Bapak itu. Namun anehnya, hanya diguyur dengan air putih saja, luka-luka yang tadi mengeluarkan darah hilang sama sekali tanpa bekas.
Selama aksi-aksi debuse berlangsung, ada beberapa penonton yang maju memberi uang (lima puluhan dan ratusan ribu) di atas peci para pemain. Penampilan debuse yang disaksikan olek Bapak Menteri Lingkungan Hidup dan beberapa pejabat pemerintahan Propinsi Banten dan Kabupaten Tangerang ini menggambarkan betapa kayanya budaya Indonesia. Debuse merupakan salah satu jenis kesenian tradisional di Indonesia yang sampai sekarang masih dikembangkan dan dilestarikan. (AGK)
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment