Article Detail

Komunikasi Efektif Orang Tua Tingkatkan Kompetensi Peserta Didik

"Komunikasi dengan anak/remaja bukanlah hal yang mudah. Seringkali apa yang kita inginkan ditangkap salah oleh anak, demikian sebaliknya. Dengan seminar ini semoga kita lebih mengerti bagaimana komunikasi yang efektif sehingga kompetensi anak bisa berkembang secara optimal," demikian pengantar Y.B. Wardjono, Kepala Sekolah SMP Tarakanita Citra Raya.

SMP Tarakanita Citra Raya mengadakan seminar psikologi bersama Anna Surti  Ariani, S.Psi., M.Si., Psi pada Sabtu (22/09). Seorang psikolog lulusan master Universitas Indonesia, dengan moderator Agatha Gorenti Kismiyati S.Pd. dan Stefanus Satwanto, S.Pd. Seminar  diikuti sekitar 350 orang yaitu orang tua peserta didik kelas 7, 8 dan 9 serta seluruh karyawan SMP Tarakanita Citra Raya bertempat di aula SMP Tarakanita Citra Raya dari pukul 08.30 sampai 12.00 WIB.       

Anna Surti  Ariani, S.Psi., M.Si., Psi sebagai seorang psikolog mengatakan bahwa komunikasi orang tua dengan anak merupakan salah satu kunci pencapaian prestasi anak. Prestasi bukan hanya prestasi akademik namun prestasi yang lain seperti prestasi mengontrol dirinya, mengontrol emosinya yang merupakan modal dalam kehidupan bermasyarakat. Prestasi sangat bermanfaat karena  dengan prestasi anak belajar kehidupan nyata, memperkirakan kesuksesan di masa yang akan datang, menentukan rasa percaya diri dan kompetensi serta menentukan pergaulan.

Menurut Nina, demikian panggilan akrab Anna Surti, ada 6 proses yang berjalan bersamaan ketika seseorang berusaha mencapai prestasi yaitu motivasi, atribusi, perasaan mampu (self-efficacy), penetapan tujuan di dalamnya ada perencanaan, monitor diri sendiri, serta harapan dan kecemasan.

Motivasi intrinsic lebih baik dari pada motivasi ekstrinsik karena dengan motivasi intrinsic anak akan berusaha menerjang rintangan yang menghadangnya. Motivasi intrinsic dapat ditumbuhkan dari motivasi ekstrinsik hanya bergantung bagaimana mengomunikasikannya.

Atribusi (sesuatu yang diyakini sebagai penyebab dari hasil yang diharapkan) memiliki 3 dimensi yaitu locus of control, stability, dan controllability. Untuk anak remaja ini perlu bimbingan orang tua. Sedangkan perasaan mampu harus terus ditumbuhkan pada anak, penetapan tujuan mesti kita pilah menjadi tujuan jangka panjang, menengah dan pendek dan itu mesti dibimbing serta dikomunikasikan dengan anak.

Harapan orangtua sangat berkaitan dengan prestasi akademis (Burchinal, dkk.,2002; Fan&Chen, 2001). Anak yang diberikan harapan orangtua yang cukup tinggi cenderung lebih berprestasi dibandingkan anak yang diberikan harapan orangtua yang rendah. Harapan guru juga berkaitan dengan prestasi murid (Brophy,2004). Guru yang mempunyai harapan tinggi cenderung melakukan: lebih berusaha keras membuat murid bisa menjawab pertanyaan, menunggu lebih lama agar murid sempat merespon, memberi informasi lebih banyak dan bervariasi, lebih jarang mengkriktik dan lebih ramah kepada murid.

Selain harapan ternyata kecemasan juga dibutuhkan untuk meraih prestasi, asal kecemasan yang wajar bukan yang berlebihan. (AgS)

           

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment