Article Detail
Pertobatan Ekologis
Sosialisasi Pertobatan Ekologis bagi karyawan SMP Tarakanita dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Juli 2018 bertempat di ruang Multimedia dari pukul 13.00-15.00. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Ibu Agustina Sumiyati dan Bapak Yohanes Lanjar. Dalam sosialisasi ini, narasumber memberi pemaparan tentang Spiritualitas Ekologis yaitu “Setia Misi Mencintai Ibu Bumi, Rahim Kehidupan”.
Pada awal pertemuan, kita semua diajak untuk refleksi tentang karya Tuhan yang begitu besar. Allah menciptakan manusia dan segala isinya dalam keadaan baik. Hal ini dapat kita lihat dalam kitab suci “... Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik,.." (Kej 1:31). Allah memberikan kepercayaan pada manusia untuk memelihara dan mengolah dengan bijaksana alam semesta ini serta berupaya menciptakan hubungan yang harmonis di antara semua ciptaan (bdk. Kej 2:15). Ketika semua ciptaan berada dalam kuasa penyelenggaraan Allah maka harmonisasi terwujud.
Khaos atau kekacauan dalam alam(Firdaus) berawal dari “ketidaktaatan” manusia. Manusia tidak menerima diri sebagai ciptaan dan tidak mengakui Allah sebagai Pencipta, tetapi ingin menduduki tempat Sang Pencipta (Kej. 3:5 “kamu akan menjadi seperti Allah”). Pemberontakan = perlawanan terhadap Allah = dosa asal = dosa ekologis.
Untuk mengembalikan alam ciptaan dalam keadaan baik, kita bisa belajar dari St. Fransiskus Assisi seorang Santo pencinta lingkungan dan pencinta orang miskin. Disamping itu kita juga menilik seruan Apostolik Laudato Si (18 Juni 2015) LINGKUNGAN HIDUP RUSAK MERUPAKAN CERMIN DARI KETIDAKPEDULIAN KITA, CERMIN DARI KURANG DALAMNYA IMAN. Ketidak pedulian manusia dengan lingkungan merupakan bukti keserakahan manusia yang mengakibatkan dosa ekologis. Dengan adanya dosa ekologis ini kita diharapkan untuk dapat mengalami PERTOBATAN EKOLOGIS yang merupakan keharusan iman dan bukan pilihan.
Kita sebagai karyawan Tarakanita yang menghayati spiritualitas Bunda Elisabet terpanggil untuk meneladan cintanya. Bunda Elisabeth : Melihat, Tergerak, Bertindak, dan akhirnya meringankan penderitaan sesama manusia (EG 39 -41; 91, 106)
Demi Kehidupan dalam semangat kerendahan hati, sukacita dan kesederhanaan, kita diajak menimba kekuatan dari Yesus yang tersalib untuk melepaskan kepentingan diri untuk merajut solidaritas Demi kehidupan dengan rendah Hati, sukacita dan kesedrhanaan. Pertobatan Ekologis merupakan bukti solidaritas yang adil dan damai.
Sebagi wujud pertobatan ekologis kita diminta untuk melaksanakan 5G (green culture, green planting, green water, green energy, green waste). Contoh sederhana dari gerakan tersebut adalah green culture yaitu merubah mindset kita terhadap alam semesta. Green planting merupakan perencanaan apa yang bisa dibuat untuk memelihara bahkan melindungi bumi ini dengan baik. Green water yaitu penghematan air, green energy yaitu penghematan energy, pengurangan sampah, dsb. Yang terpenting dari gerekan 5G ini adalah keteladanan, pembiasaan, dan kegiatan terprogram.
Sebagai langkah awal kami membuat komitmen sederhana yaitu menyalakan ac mulai jam 08.00 dan setelah selesai KBM atau digunakan ac langsung dimatikan, menggunakan kertas secara bijaksana, menggunakan barang tidak sekali pakai (membawa tempat bekal dan minum permanen, pantang plastik dan sterofoam, menggunakan air dan listrik secukupnya dan tidak berlebihan. Semoga komitmen awal ini bisa dilaksanakan dengan baik dan membantu untuk menjaga lingkungan agar tepat lestari. (KD).
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment