Article Detail
Renungan dan Perlombaan Mewarnai Peringatan Hari Pangan Sedunia 2015
Diawali dengan renungan, para peserta didik SMP Tarakanita Citra Raya memperingati Hari Pangan Sedunia pada hari Jum’at (16/11). Melalui renungan yang dipandu oleh Ibu Daryati, para peserta didik diingatkan untuk semakin menghargai makanan. Dalam renungan ini disampaikan pula Surat Gembala Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo, Pr. Beberapa poin penting yang disampaikan adalah agar kita tetap menjaga bumi ini, dengan tidak membuang-buang makanan, menghemat air dan sumber daya alam, mengurangi pemakaian plastik dan menanam pohon.
Seusai renungan, para peserta didik melaksanakan dua jenis lomba. Lomba yang pertama adalah lomba makan estafet. Setiap kelas mewakilkan tujuh siswa/siswi untuk mengikuti lomba ini. Makanan yang harus mereka makan adalah makanan tradisional, seperti pisang, singkong, ubi, kentang, dan telor rebus, serta bubur kacang hijau, dan klepon. Yang unik dari lomba ini adalah setiap peserta harus mengambil undian untuk menentukan jenis makanan yang akan dimakan, kemudian menendang bola secara zig-zag melewati 4 cone untuk menuju meja tempat makanan disajikan. Berlangsung di lapangan basket, lomba makan estafet ini berjalan dengan meriah. Beberapa peserta menendang bola terlalu keras, sehingga melewati beberapa cone yang telah disusun, sehingga mereka harus mengulangi dari garis start. Kelucuan dan kehebohan pun terjadi dalam lomba ini.
Selain lomba makan estafet, ada pula lomba menghias makanan tradisional/tumpeng. Setiap kelas mewakilkan empat orang peserta didik untuk mengikuti lomba ini. Setiap kelas mempersiapkan makanan yang akan dihiasnya dari rumah. Tak hanya tumpeng, berbagai makanan tradisional, yang dikenal dengan jajanan pasar pun ditampilkan oleh para peserta. Kreativitas, keterampilan serta kekompakan mutlak diperlukan dalam mengikuti lomba ini. Pengetahuan tentang makanan yang disajikan pun menjadi salah satu hal yang wajib dikuasai oleh para peserta untuk dipresentasikan di depan dewan juri.
Peringatan Hari Pangan Sedunia ini diakhiri dengan makan bersama. Seusai dinilai oleh para juri, makanan yang telah dilombakan pun dinikmati bersama oleh para peserta didik di kelas masing-masing, sebagai cermin kebersamaan siswa. (EA)
Seusai renungan, para peserta didik melaksanakan dua jenis lomba. Lomba yang pertama adalah lomba makan estafet. Setiap kelas mewakilkan tujuh siswa/siswi untuk mengikuti lomba ini. Makanan yang harus mereka makan adalah makanan tradisional, seperti pisang, singkong, ubi, kentang, dan telor rebus, serta bubur kacang hijau, dan klepon. Yang unik dari lomba ini adalah setiap peserta harus mengambil undian untuk menentukan jenis makanan yang akan dimakan, kemudian menendang bola secara zig-zag melewati 4 cone untuk menuju meja tempat makanan disajikan. Berlangsung di lapangan basket, lomba makan estafet ini berjalan dengan meriah. Beberapa peserta menendang bola terlalu keras, sehingga melewati beberapa cone yang telah disusun, sehingga mereka harus mengulangi dari garis start. Kelucuan dan kehebohan pun terjadi dalam lomba ini.
Selain lomba makan estafet, ada pula lomba menghias makanan tradisional/tumpeng. Setiap kelas mewakilkan empat orang peserta didik untuk mengikuti lomba ini. Setiap kelas mempersiapkan makanan yang akan dihiasnya dari rumah. Tak hanya tumpeng, berbagai makanan tradisional, yang dikenal dengan jajanan pasar pun ditampilkan oleh para peserta. Kreativitas, keterampilan serta kekompakan mutlak diperlukan dalam mengikuti lomba ini. Pengetahuan tentang makanan yang disajikan pun menjadi salah satu hal yang wajib dikuasai oleh para peserta untuk dipresentasikan di depan dewan juri.
Peringatan Hari Pangan Sedunia ini diakhiri dengan makan bersama. Seusai dinilai oleh para juri, makanan yang telah dilombakan pun dinikmati bersama oleh para peserta didik di kelas masing-masing, sebagai cermin kebersamaan siswa. (EA)
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment