Article Detail

Parenting Kelas VIII dan IX SMP Tarakanita Citra Raya

Generasi anak-anak usia sekolah disebut generasi Z, generasi di mana anak-anak dari dalam kandungan sudah mengenal dunia digital. Maka tidak mengherankan kalau anak-anak zama sekarang sangat lekat dengan gadget. Mereka dengan sangat mudah mencari segala macam informasi melalui dunia maya. Hal ini menjadi suatu hal yang lumrah. Di dunia pendidikan pun peserta didik bisa belajar dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengerjakan tugas dari guru. Dalam pendampingan, orang tua tentu saja akan mengikuti perkembangan zaman yang ada. Untuk sedikit memberikan penyegaran bagi orang tua dalam hal bagaimana mendampigi anak-anak mereka secara efektif di zaman milenial ini, SMP tarakanita Citra Raya menyelenggarakan kegiatan parenting untuk orang tua peserta didik kelas VIII dan IX dengan tema “Pendampingan Orang Tua yang Efektif terhadap Anak di Zaman Milenial dengan narasumber Alexandra Teresia, seorang dosen di Universitas Pelita Harapan.


Sebelum seminar berlangsung, Ibu Katarina Daryati, S. Pd., Kepala SMP Tarakanita Citra Raya memberikan pengantar sekaligus menyampaikan review tentang Value Preposition Sekolah Tarakanita Wilayah Tangerang dari TK sampai SMA, termasuk di dalamnya SMP Tarakanita Citra Raya. Ibu Daryanti menyampaikan bahwa SMP Tarakanita Citra Raya mempunyai value preposition (VP) “Community of Research”. Sekolah Tarakanita Wilayah Tangerang memilih VP ini dengan pertimbangan bahwa VP ini sebagai jawaban atas kebutuhan tantangan zaman di era industri 5.0 perlu mendorong peserta didik agar memiliki keterampilan abad 21, Sekolah Tarakanita Tangerang memiliki kekuatan baik dari intern maupun ekstern sehingga dari kekuatan yang ada dapat dioptimalkan untuk mendorong eksistensi Tarakanita kini dan masa yang akan datang, dan perlunya daya pembeda yang menjadi kekhasan Sekolah Tarakanita Wilayah Tangerang.

Selanjutnya Seminar oleh narasumber Alessandra Teresia. Ibu Tere menyampaikan bahwa dalam mendampingi anak-anak di zaman milenial ini berbeda dengan zaman orang tua saat masa remaja. Tentunya orang tua akan lebih memahami dan mempunyai strategi yang tepat dalam mendampingi anak. Pola komunikasi dari generasi ke generasi mengalami pergeseran. Anak-anak zaman sekarang hampir semua dikenalkan handphone. Hal ini tidak menjadi masalah manakala orang tua mempunyai pemahaman dan diberi batasan-batasan yang jelas. Leebih lanjut Ibu Tere menyampaikan gambaran bagaimana pola asuh anak di zaman now. Teknologi penting dikenalkan kepada anak-anak tetapi teknologi tidak bisa menggantikan relasi antara orang tua dengan anak. Cara menjalin komunikasi dengan anak. Parenting butuh relasi, komunikasi dua arah, bukan dari orang tua saja. Parenting itu tidak instan, jadi ada prosesnya. Misalnya kalau anak melakukan kesalahan, bagaimana menyelesaikannya. Penyelesaian masalah bisa dilakukan dengan diskusi sehingga anak paham dan akan terbiasa menanamkan nilai-nilai yang baik.

Orang tua juga bisa menjalin relasi dengan anak dengan bahasa kasih. Bagaimana supaya anak bisa merasa dikasihi, merasa dipentingkan. Di masa sekarang, anak butuh sahabat yang bisa menjadi tempat curhat anak. Apalagi mendampingi anak di usia remaja. Anak-anak remaja merupakan masa di mana mereka dalam proses mencari jati diri. Kalau mereka tidak punya tempat untuk cerita, akan menjadi masalah bagi anak-anak. Sebagai orang tua, bagaimana bisa mendukung anak-anak secara emosional. Apa yang bisa menyentuh hati anak-anak. Bahasa kasih menjadi indikator untuk seseorang merasa dicintai.  Tindakan melayani. Orang dengan bahasa kasih ini senang untuk dilayani, seperti dibantu dibaakan barang, dibantu dalam mengerjakan tugas, dan sebagainya. Contoh hal-hal yang sederhana seperti menyediakan sarapan, membantu mengantar mereka ke suatu tempat akan sangat menyenangkan bagi mereka.

Di akhir seminar, Ibu tere memberikan kuis sederhana bagi orang tua. Orang tua menjawab beberapa pertanyaan, para orang tua menjawab. Hasil jawaban dihitung kemudian dijelaskan kepada orang tua berkaitan dengan hasil kuis. Selanjurnya sebagai kesimpulan, Ibu Tere menyampaikan bahwa bahasa kasih tidak hanya penting untuk mengenal kebutuhan diri sendiri, tetapi bis membantu kita untuk menjalin relasi yang lebih baik engan orang lain, pasangan, atau anggota keluarga lain.(Agk)


Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment