Article Detail
Kita Bangun dan Tumbuhkan Persaudaraan dalam Keberagaman
Pertemuan APP kedua dengan tema “Bersaudara dalam Keberagaman” dilaksanakan pada hari Rabu, (13/03). Kita sering mendengar kata berbela rasa. Apa itu bela rasa? Apakah kita sebagai umat Kristiani sudah menerapkan sikap itu?
Bela rasa, sikap dasar yang kita butuhkan untuk tumbuh dan berkembang dalam tatanan masyarakat yang beragam. Hidup berdampingan secara harmonis di kota sedang berkembang seperti Tangerang tidaklah mudah dan perlu perjuangan. Ada begitu banyak perbedaan. Salah satunya, tingkat sosial yang mencolok antara orang kaya dan orang miskin. Ditambah lagi sikap individualis yang kerap mendominasi kehidupan bermasyarakat. Hidup bertetangga tetapi tidak saling mengenal bahkan saling acuh tak acuh antara satu dengan yang lain.
Kondisi yang demikian menjadi salah satu penyebab hilangnya sikap persaudaraan sejati. Bahkan saudara-saudari kita yang sebenarnya dekat, namun terasa jauh karena kita jarang peduli, tidak mengunjungi, bahkan hampir tak pernah membantu mengatasi kesulitan mereka.
Sebagai umat beriman, mari kita memberi contoh dengan melakukan tindakan nyata, berinisiatif terlebih dahulu membangun persaudaraan di tengah keberagaman dan mengambil bagian mengurangi penderitaan anggota masyarakat yang papa dan lemah. Dan diharapkan kami dapat semakin menyadari pentingnya hidup bersaudara dengan sesama kita yang lebih menderita.
Tuhan menciptakan kita semua sebagai gambaran dan citra Allah sendiri. Jadi berbela rasa adalah sikap dasar yang penting untuk membangun persaudaraan dalam keberagaman. Dalam terang sabda Allah, marilah kita memperhatikan mereka yang paling berkekurangan atau paling kurang dipedulikan di dalam keluarga besar kita, lingkungan sekitar, atau di tempat kerja kita. (RSW)
Bela rasa, sikap dasar yang kita butuhkan untuk tumbuh dan berkembang dalam tatanan masyarakat yang beragam. Hidup berdampingan secara harmonis di kota sedang berkembang seperti Tangerang tidaklah mudah dan perlu perjuangan. Ada begitu banyak perbedaan. Salah satunya, tingkat sosial yang mencolok antara orang kaya dan orang miskin. Ditambah lagi sikap individualis yang kerap mendominasi kehidupan bermasyarakat. Hidup bertetangga tetapi tidak saling mengenal bahkan saling acuh tak acuh antara satu dengan yang lain.
Kondisi yang demikian menjadi salah satu penyebab hilangnya sikap persaudaraan sejati. Bahkan saudara-saudari kita yang sebenarnya dekat, namun terasa jauh karena kita jarang peduli, tidak mengunjungi, bahkan hampir tak pernah membantu mengatasi kesulitan mereka.
Sebagai umat beriman, mari kita memberi contoh dengan melakukan tindakan nyata, berinisiatif terlebih dahulu membangun persaudaraan di tengah keberagaman dan mengambil bagian mengurangi penderitaan anggota masyarakat yang papa dan lemah. Dan diharapkan kami dapat semakin menyadari pentingnya hidup bersaudara dengan sesama kita yang lebih menderita.
Tuhan menciptakan kita semua sebagai gambaran dan citra Allah sendiri. Jadi berbela rasa adalah sikap dasar yang penting untuk membangun persaudaraan dalam keberagaman. Dalam terang sabda Allah, marilah kita memperhatikan mereka yang paling berkekurangan atau paling kurang dipedulikan di dalam keluarga besar kita, lingkungan sekitar, atau di tempat kerja kita. (RSW)
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment