Article Detail
Syukur atas Iman
“Bagaimana imanku dapat menjadi teladan bagi anggota keluarga yang lebih lemah imannya?” Inilah salah satu pertanyaan yang disampaikan di sharing kelompok dalam kegiatan Ibadat Adven karyawan SMP Tarakanita Citra Raya yang dipandu oleh Ibu Agustin (8/12). Dalam sharing kelompok, setiap anggota kelompok men-share-kan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berdasarkan pengalaman masing-masing. Setelah sharing kelompok, kemudian salah satu mewakili kelompok untuk men-share-kan secara forum.
Pertemuan adven yang dihadiri oleh sekitar 10 karyawan berlangsung dengan meriah. Pada akhir sharing, pemandu memberikan peneguhan. Lebih lanjut pamandu memberikan penjelasan mengenai tema adven pertama ini. “Inti tema kali ini adalah bahwa Allah terlebih dahulu mencintai kita, maka iman kita akan berbuah bila kita tetap beriman dan melakukan perintah-Nya dengan gembira. Iman yang kuat, sejati, dan tangguh akan menjadi teladan bagi anggota keluarga kita yang lebi lemah imannya,” demikian pemandu menjelaskan arti iman yang sesungguhnya.
Pada kesimpulan, pemandu mengatakan bahwa hidup diwarnai saat yang menggembirakan dan menyedihkan. Ada suka da nada duka. Iman memampukan kita untuk berdiri tegak, tidak jatuh tergeletak, dan mati. Rasa syukur kita kepada Tuhan dapat membuat masalah hidup menjadi lebih ringan. Karena orang akan membahas masalah itu dengan hati yang gembira. “Marilah kita selalu mengandalkan iman kita akan Tuhan Yesus Kristus dalam setiap hidup dan langkah kita,” demikian Ibu Agustin menutup pertemuan adven yang pertama. (AGK)
Pertemuan adven yang dihadiri oleh sekitar 10 karyawan berlangsung dengan meriah. Pada akhir sharing, pemandu memberikan peneguhan. Lebih lanjut pamandu memberikan penjelasan mengenai tema adven pertama ini. “Inti tema kali ini adalah bahwa Allah terlebih dahulu mencintai kita, maka iman kita akan berbuah bila kita tetap beriman dan melakukan perintah-Nya dengan gembira. Iman yang kuat, sejati, dan tangguh akan menjadi teladan bagi anggota keluarga kita yang lebi lemah imannya,” demikian pemandu menjelaskan arti iman yang sesungguhnya.
Pada kesimpulan, pemandu mengatakan bahwa hidup diwarnai saat yang menggembirakan dan menyedihkan. Ada suka da nada duka. Iman memampukan kita untuk berdiri tegak, tidak jatuh tergeletak, dan mati. Rasa syukur kita kepada Tuhan dapat membuat masalah hidup menjadi lebih ringan. Karena orang akan membahas masalah itu dengan hati yang gembira. “Marilah kita selalu mengandalkan iman kita akan Tuhan Yesus Kristus dalam setiap hidup dan langkah kita,” demikian Ibu Agustin menutup pertemuan adven yang pertama. (AGK)
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment