Disiplin Positif Bagian dari Budaya Positif.

Hari Studi Guru (HSG) SMP Tarakanita Citra Raya di bulan Februari ini dilaksanakan secara online (17/2). Kegiatan HSG dimulai pukul 08.00 – 11.30 berlangsung dengan lancer. Sebagai narasumber pertama yaitu Ibu Agustina Sumiyati, S.Si. yang akrab dipanggil Ibu Mia dengan moderator Bapak Bambang Rusita, S. Pd. Ibu Mia sharing materi tentang Disiplin Positif Bagian dari Budaya Positif. Pertama-tama Ibu Mia memberi kesempatan kepada peserta HSG untuk sharing berkaitan dengan pengalaman gury dalam menegakkan disiplin di sekolah pada saat peserta didik belajar di sekolah. Beberapa guru menyampaikan pengalaman yang sudh dilakukan.

Selanjutnya Ibu Mia menyampaikan materi. Materi pertama yang disampaikan tentang perbandingan paradigma lama dan paradigma baru dalam penegakkan disiplin di sekolah. Paradigma lama: guru pengontrol murid, semua penguatan positif / bujukan efektif dan bermanfaat, kritik membuat orang merasa bersalah akan mengubah karakter, orang dewasa punya hak untuk memaksa. Jika ingin memperbaiki cara-cara utama kita, kita perlu menguabh acuan kita, mengubah kita melihat dunia, berpikir tentang manusia, mengubah paradigma, skema pemahaman dan penjelasan aspek2 tertentu tentang realitas. (Sthepen R Covey).

Disilpin kuat syarat utama untuk mencapai kemerdekaan. Untuk mencapai Merdeka Belajar diperlukan yang kuat tetapi disiplin dan motivasi dari internal. Merdeka bukan hanya terlepas dari perintah tapi cakap memerintah diri sendiri. Diane Gossen: disiplin diri dapat membuat seorang menggali potensi dirinya menuju ke depan  tujuan. Sesuatu yg dihargai dan bermakna. Cara positif: mengajak/mendorong murid melakukan kegiatan yg membuat mereka senang. Membantu murid untuk menemukan inspirasi, membuka ruang dialog dengan murid. Disiplin positif: suatu pendekattan untik menerapkan disiplin dari dalam dirinya tanpa hukuman/ hadiah. Bentuk control diri yaitu belajar untuk mengontrol diri agar dapat mencapai suatu tujuan mulia. (Agk)