Bertempat di Gereja St. Odilia Citra Raya, SMP Tarakanita Citra Raya mengadakan penerimaan sakramen tobat, Senin 9 Desember 2019, dari mulai pukul 08.00 sampai 11.00 wib. Pada penerimaan sakramen tobat ini, dua pastur yang menerimakannya. Beliau adalah Romo Tino, SSCC dan Romo Richard SSCC. Jumlah peserta didik kelas 7 sampai kelas 9 yang menerima sakramen tobat sekitar 150 anak. Syarat menerima sakramen tobat adalah sudah dibabti dan sudah menerima komuni pertama.

Pertemuan adven yang pertama untuk karyawan SMP Tarakanita Citra Raya, dilaksanakan pada hari Selasa, 7 Desember 2019. Pada pertemuan adven pertama karyawan ini dilaksanakan di ruang multimedia. Pada pertemuan pertama ini memuat tema ’Keadilan dirindukan semua orang”. Pada pertemuan pertama adven ini dipimpin oleh Pak Mukti. Pada awal pertemuan ini Pak Mukti mengapersepsi dengan orang orang yang sudah mencoba untuk melakukan keadilan. Menrutnya keadailan pasti akan dirindukan oleh keluarga masing-masing.

Pertemuan adven kedua dipimpin oleh Ibu Agustin, Selasa 10 Desember 2019 di ruang multimedia. Pertemuan adven kedua bertemakan ‘Keadilan diwujudkan dalam keluarga”. Pada pertemuan kedua ini dingatkan tentang setiap keluarga memiliki peran dan tanggungjawab yang berbeda, untuk saling melengkapi dan mencapai tujun bersama.

                Untuk membangun semangat dalam menentukan karier peserta didik terutama kelas 9, maka SMP Tarakanita Citra Raya mengdakan seminar karie. Pada hari rabu, 11 Desember 2019, bertempat di ruang multimedia, berlangsung seminar karier bagi peserta ddik kelas 9. Bertindak sebagai narasumber adalah Yonatan Hartanto, alumni SMP tarakanita Citra Raya, lulusan nagktan 2008. Beliau sekarang sudah menjadi arsitek, design interior. Beliau lulusan S 1 arsitektur Universitas Tarumanegara Jakarta.

Pertemuan ketiga adven karyawan untuk SMP Tarakanita Citra Raya, dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Desember 2019 di ruang multimedia. Pada pertemuan ketiga ini dipimpin oleh Ibu Fertin. Pada pertemuan ini pemimpin ibadat menyampaikan tema ‘Keadilan menghadirkan rasa cukup’. Ibu Fertin menyampaiakn bahwa  di dalam keluarga kita sudah mulai merasakan keadilan atau memahami keadilan. Menyadari bahwa kita merupakan pribadi yang berharga, layak untuk dicintai, dan diperlakukan secara adil dalam keluarga, maka akan melahirkan perasaan cukup dalam keluarga.