Article Detail

Membuat Baterai Berdasarkan Prinsip Sel Volta

Membuat Baterai Berdasarkan Prinsip Sel Volta
Oleh: Martina Dwiwianie

Dalam kehidupan sehari-hari, kita telah mengenal banyak sekali batu baterai. Batu baterai yang beredar di pasaran memiliki tegangan berkisar 1,5 Volt biasanya berbentuk tabung dan 9 Volt yang biasanya berbentuk kotak. Tidak bisa dipungkiri lagi, batu baterai sangat diperlukan sebagai sumber listrik yang digunakan untuk menjalankan peralatan elektronika. Batu baterai ditemukan berdasarkan prinsip kerja Sel Volta, yang memanfaatkan larutan asam sulfat (H2SO4) sebagai larutan elektrolit dan 2 buah logam yaitu tembaga dan seng sebagai elektrodanya.

Untuk membuat baterai berdasarkan sel volta, kita tidak perlu beresiko menggunakan larutan asam sulfat, ada beberapa bahan yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengganti asam sulfat. Sumber Arus Listrik merupakan salah satu materi dari palajaran Fisika kelas IX. Penulis mengajak peserta didik kelas IX untuk membandingkan tegangan yang dihasilkan dari beberapa bahan pengganti larutan sulfat yang ada.

Berikut ini akan dijabarkan beberapa bahan dan alat-alat yang digunakan untuk membuat sel volta sederhana.

Bahan yang digunakan, antara lain:
  1. Ubi/singkong, jeruk, mangga, kentang, tomat, jeruk nipis, lemon dan cuka sebagai larutan elektrolitnya.
  2. Paku seng sebagai elektroda dan kawat tembaga yang bisa didapat dari kabel instalasi listrik.
  3. Basicmeter atau multitester sebagai alat untuk mengetahui adanya tegangan sekaligus sebagai alat ukur.
  4. Jepit buaya sebagai penghubung.
  5. Gelas ukur dan lakban kertas jika larutan elektrolitnya cuka.
Cara membuat:
  1. Untuk elektrolit dari buah-buahan, kita cukup menancapkan paku seng dan tembaga pada kedua sisinya. Namun jika yang digunakan cuka, cuka dituang sebanyak 50 ml pada gelas ukur, rekatkan mulut gelas dengan lakban kertas kemudian dilubangi dengan tembaga dan paku seng.
  2. Masing-masing logam dihubungkan dengan jepit buaya.
  3. Jepit buaya dihubungkan dengan multitester atau basicmeter.
  4. Kemudian diukur.

Cara mengukur:
  1. Pilih selector pada DCV.
  2. Sambungkan dengan jepit buaya yang sisi lainnya telah tersambung dengan logam. Jika jarum bergerak mundur, maka sambungan jepit buaya ditukar.
  3. Perhitungan pada pengukuran bisa dilakukan seperti berikut:
                          selektor x jarum petunjuk
tegangan (V) = ---------------------------------
                                skala maksimum


Contoh, jika jarum petunjuk menunjuk angka 12 dengan skala maksimum 50, dan selector menunjukkan angka 2.5, maka dihitung sebagai berikut:
 
             2,5 x 12
VDC =--------------
                 50

          = 0,6 V

Hasil data rata-rata pecobaan 8 kelompok adalah sebagai berikut:

Nama bahan    Tegangan (VDC)    Nama bahan    Tegangan (VDC)
Ubi                             0,41 V          Kentang                 0,43 V
Jeruk                           0,58 V         Tomat                     0,74 V
Mangga                       0,87 V         Jeruk nipis              0,2 V
Cuka                            0,58 V         Lemon                    0,53 V

Dari data hasil percobaan yang diperoleh peserta didik, ternyata dapat disimpulkan dengan urutan tegangan dari yang terkecil sampai tegangan yang paling besar, yaitu jeruk nipis, ubi, kentang, cuka, lemon, jeruk, tomat, dan mangga. Namun hasil yang diperoleh belum tentu akurat karena:
  1. Adanya pengaruh peristiwa polarisasi yang terjadi pada batang elektroda, padahal batang-batang elektroda tersebut digunakan berkali-kali untuk pengamatan 8 kelompok.
  2. Proses pembacaan jarum pada basicmeter atau multitester analog.
  3. Proses perhitungan untuk menentukan nilai tegangan.

Agar percobaan lebih menarik, dapat menambahkan LED sebagai indikator adanya listrik. Batu baterai biasa dengan nilai tegangan 1,5 Volt mampu menyalakan sebuah LED. Dengan kondisi hasil tegangan yang kecil, kita dapat menyediakan 5 buah tomat untuk menyalakan sebuah LED, atau 6 gelas cuka atau 5 buah kentang. Selamat mencoba.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment