Dalam masa Prapaskah, setiap lingkungan atau komunitas mengadakan pertemuan Aksi puasa Pembangunan (APP), tak terkecuali unit SMP Tarakanita Citra Raya. Karyawan SMP Tarakanita Citra Raya mengadakan pertemuan APP pertama yang dipimpin oleh Ibu Peni (28/2). Tema pertemuan APP pertama adalah Kebhinekaan dalam Keluarga.

Karyawan SMP tarakanita kembali mengadakan pertemuan Aksi Puasa Pembangunan (APP) (1/3)/ Pertemuan APP kedua kali ini dipimpin oleh Ibu Rita. Tema APP kali ini adalah kebhinekaan dalam Komunitas. Dalam pengantarnya, Ibu Rita mengatakan bahwa  salah satu sifat dasar gereja Kristus adalah katolik, artinya universal. Karenanya keanekaragaman yang ada di antara umat menjadi ciri khas dan kekayaan yang mewarnai keberadaan Gereja di mana pun adanya. Dengan hikmad yang berasal dari Allah sendiri, segenap umat beriman dipersatukan sehingga menjadi sehati dan sepemikiran mewujudkan cinta dan perdamaian sejati bagi umat manusia.

Menguak sedikit tarian yang dipentaskan dalam kegiatan pentas seni SMP tarakanita Citra Raya (24/2). Ada satu tarian yang menggambarkan keberagaman kebudayaan Indonesia khususnya keberagaman tari. Delapan penari memasuki masuk dari pintu belakang, merupakan pertanda dibukanya pentas seni SMP Tarakanita Citra Raya yang bertema Setia Misi Membangun Negeri. Diiringi music nan rancak lagu dari Guru Soekarno Putra. Musik yang mengumandang dan gerakan lincah para penari merupakan pemandangan yang begitu mempesona.

Lagu-lagu Barat terdengar membahana mengiringi kelompok modern dance yang tampil di atas panggung pentas seni SMP Tarakanita Citra Raya.  Kelompok modern dance ini seakan tidak ada rasa lelahnya. Berbagai gerakan mereka tampilkan. Bahkan ada anggota yang sampai 3 kali menampilkan atraksinya dalam satu pertunjukan itu. Sungguh energy yang luar biasa. Mereka begitu menikmati apa yang mereka tampilkan.

Pendidikan menyeluruh merupakan cita-cita bersama bangsa Indonesia. SMP Tarakanita sebagai salah satu institusi pendidikan di bawah naungan Yayasan Tarakanita tidak hanya mengedepankan pendidikan akademik, namun juga ingin berperan dalam mendidik rasa, budi pekerti serta karakter peserta didik. Karena sesungguhnya manusia bukan hanya terdiri dari pikiran dan logika, namun juga rasa.